Tempat Wisata Kop

Others

Dikatakan Sareh, dari 3 dusun di Jatiarjo, yakni Dusun Cowek, Tegalkidul dan Tonggowa, sebanyak 100 petani telah mengembangkan 30.000 tanaman kopi robusta dan Arabica di lahan seluas 100 hektar. Dari kedua jenis kopi tersebut, lebih banyak ditanam kopi robusta dengan prosentase 70%.

Dengan banyaknya tanaman kopi di Desa Jatiarjo, fungsi konservasi untuk lereng Gunung Arjuno sebagai daerah resapan air bagi sebagian Kabupaten Pasuruan, khususnya Purwosari, Gempol dan Pandaan, terpenuhi. Kata Sareh, perkembangan Kampung Kopi Jatiarjo akan semakin besar apabila didukung oleh semua pihak.

Bermula dari Komunitas

Geliat tanam kopi di wilayah Sidorejo di lereng Merapi, Kemalang, Klaten, diawali dari komunitas. Mereka membeli hasil panen kopi dari para petani dengan harga lebih tinggi ketimbang jika hasil panen dijual ke pasar.

Tak hanya membeli, para sukarelawan mengajari petani cara situs slot bet 100 bercocok tanam, memetik, menjemur, hingga mengolah hasil panen menjadi kopi berkualitas. Hal itu menggerakkan petani mulai kembali bertanam kopi di ladang mereka.

Sukiman menjelaskan Sidorejo terutama wilayah Deles sejak masa kolonial Belanda sudah menjadi salah satu kawasan kebun kopi. Pada masa sebelum Indonesia merdeka, pemerintah kolonial pernah memiliki pabrik di kawasan Deles.

“Untuk tahun 2018 kami gunakan Dana Desa (DD) untuk pembibitan 5000 tanaman kopi, dan tahun 2019 tambah lagi sebanyak 20.000 bibit kopi. Semoga tahun depan ada bantuan dari Pemkab Pasuruan untuk mengembangkan Jatiarjo menjadi Kampung Kopi yang semakin populer,” jelas dia.

Menurutnya, yang menjadi tantangan saat ini adalah hasil kopi yang langsung dijual kepada pembeli luar, padahal apabila dikelola dan dibranding dengan merek Jatiarjo, kemungkinan akan bisa memberikan nilai tambah bagi masyarakat Jatiarjo sendiri.

Tanam Sistem Tumpangsari

Mayoritas bercocok tanam kopi masih dengan sistem tumpangsari, yakni di antara jenis tanaman hortikultura seperti sayur mayur. “Kebanyakan yang ditanam kopi arabika varietas lini S dan sigarar utang,” kata Sukiman.

Menggeliatnya kembali tanam kopi juga ditunjukkan para petani di lereng Merapi wilayah Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Klaten, terutama di kawasan Sapuangin. Inisiatornya kelompok pemuda.

Petani Belajar Pengolahan Kopi

Salah satu pengelola Kopi Sapuangin, July, 29, menceritakan untuk sementara produksi kopi di Sapuangin masih terbatas karena para petani baru mulai bergeliat tanam kopi lagi beberapa tahun terakhir.

Kopi untuk saat ini masih ditanam dengan sistem tumpangsari bersama jenis tanaman sayuran yang menjadi andalan pertanian di lereng Merapi, Klaten. Jika ditotal, luas lahan kopi di Sapuangin baru sekitar 5 hektare (ha).

“Tahun 2018 ini ladang kopi di Jatiarjo mampu menghasilkan 150 ton kopi dan terus berkembang. Kalau kopinya bisa dikelola dan dibranding sampai maksimal sehingga semua orang tahu tentang Kopi Jatiarjo, maka itu jelas akan memberikan dampak yang sangat luar biasa ke depannya,” tambahnya.